Kamis, 31 Mei 2012

IPTEK DAN KEMISKINAN




BAB I
 PENDAHULUAN



      A.    LATAR BELAKANG

Berbicara tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan tidak mustahil kita akan melihat ke masa lampau atau masa depan yang penuh dengan ketidakpastian. Yang mungkin permasalahannya adalah kontinuitas dan perubahan, harmoni dan disharmoni.
Bahasa “ilmu pengetahuan” sudah lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Terdiri dari dua kata yaitu “ilmu” dan “pengetahuan”. Namun, berbicara tentang pengetahuan saja akan menghadapi berbagai masalah, seperti kemampuan kita dalam memahami fakta pengalaman dan dunia realitas, hakihat pengetahuan, kebenaran, kebaikan, membentuk pengetahuan, sumber pengetahuan dan sebagainya.
Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyonsong masa depan, sudah diberi kepercayaan yang mendalam. Dia dapat mempermudah kegiatan manusia, meskipun mempunyai dampak sosial yang muncul sering lebih penting artinya daripada kehebatan teknologi itu.
Kemiskinan sendiri merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental dari cita-cita masyarakat adil dan makmur. Berbicara tentang kemiskinan akan menghadapkan kita pada persoalan lain, seperti persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok, posisi manusia dalam lingkungan sosial dan persoalan yang lebih jauh, bagaimana ilmu pengetahuan (ekonomi) dan teknologi memanfaatkan sumber daya alam untuk mengurangi kemiskinan di tengah masyarakat.


      B.     PERMASALAHAN

Dari uraian di atas, adalah tugas penulis untuk menjelaskan masing-masing pengertian judul dan keterkaitannya. Mengenai batasan dan rumusan masalah pada makalah ini, kami mengutamakan pada 2 point, yaitu :

      1.      Apakah ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan itu ?
      2.      Apakah dampak positif  dari pengembangan IPTEK? 
      3.       Apakah dampak negatif  dari pengembangan IPTEK   
      4.      Bagaimana kaitan antara perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kemiskinan ?

      C.    TUJUAN PENULISAN
a.       Untuk mengetahui pengertian dari ilmu pengetahuan, tegnologi, dan kemiskinan.
b.      Untuk mengetahui dampak positif dari pengembangan iptek itu sendiri
c.       Dapat menjelaskan apa itu dampak negatif
d.      Untuk dapat menjelaskan kaitannya antara perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kemiskinan.




                                                            BAB II
PEMBAHASAN


*       ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
      
     A.    ILMU PENGETAHUAN

Di kalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu” itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dalam pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/ logis, empiris, umum dan akumulatif. Sedangkan dalam memberikan pengertian pada “pengetahuan”, Bacon dan David Home, menyatakan pengetahuan sebagai pengalaman indera dan bathin, Immanuel Kantmenyatakan bahwa pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman, sedangkan teori Phyrro menjelaskan bahwa tidak ada kepastian dalam pengetahuan.
Dari pandangan diatas, kita memperoleh sumber-sumber pengetahuan yaitu : ide, kenyataan, kegiatan akal budi, pengalaman atau meragukan karena tidak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti. Sedangkan secara umum, dapat diartikan bahwa pengetahuan adalah kesan dalam pemikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan, dan penerangan-penerangan yang keliru.

Dari pengertian ilmu dan pengetahuan di atas, dapat dikatakan bahwailmu pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun dengan sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan dikontrol dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.Unsur pokok dalam suatu ilmu pengetahuan adalah : Pengetahuan, sebagaimana pengertian di atas. Tersusun secara sistematis. Tidak semua pengetahuan merupakan ilmu, hanyalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis saja yang merupakan ilmu pengetahuan. Sistematik berarti urutan-urutan strukturnya tersusun sebagai suatu kebulatan. Sehingga akan jelas tergambar apa yang merupakan garis besar dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Sistem tersebut adalah sistem konstruksi yang abstrak dan teratur. Artinya, setiap bagian dari suatu keseluruhan dapat dihubungkan satu dengan lainnya. Abstrak berarti bahwa konstruksi tersebut hanya ada dalam pikiran, sehingga tidak dapat diraba ataupun dipegang. Ilmu pengetahuan harus bersifat terbuka artinya dapat ditelaah kebenarannya oleh orang lain.
Menggunakan pemikiran yaitu menggunakan akal sehat. Pengetahuan didapatkan melalui kenyataan dengan melihat dan mendengar serta melalui alat-alat komunikasi.
Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau masyarakat umum.
Ilmu pengetahuan harus dapat dikemukakan, harus diketahui oleh umum sehingga dapat diperiksa dan dikontrol umum yang mungkin berbeda pemahamannya.
Dari sudut penerapannya, ilmu pengetahuan dibedakan antara ilmu pengetahuan murni dan ilmu pengetahuan terapan. Ilmu pengetahuan murni bertujuan membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak untuk mempertinggi mutunya. Ilmu pengetahuan terapan bertujuan menggunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut ke dalam masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
Dalam kehidupan di dunia ini, manusia tidak akan pernah lepas dari keterkaitan dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan. Sebagai fithrah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain adalah adanya akal pikiran manusia yang menjadi dasar munculnya ilmu pengetahuan. Dalam hidup ini, manusia selalu menggunakan ilmu pengetahuan untuk mempermudah kegiatan mereka. Ilmu pengetahuan selain tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran juga harus mengandung nilai etis dan moral. Yaitu bermakna, berarti atau berguna bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan ilmu pengetahuan hendaknya didasari pada hal-hal yang asasi, untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Ilmu pengetahuan yang tidak dilandasi dengan etika dan moral hanya akan membawa penderitaan bagi orang lain. Karenanya, alangkah sangat bijaksana apabila manusia dapat memanfaatkan ilmunya untuk mempelajari berbagai gejala atau peristiwa yang mempunyai manfaat bagi manusia.
Dunia modern saat ini tidak bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah, sebab manusia hidup dalam satu dunia, hasil ilmu pengetahuan harus membawakan manfaat bagi kehidupan manusia bukan penderitaan. Manusia dalam pekerjaan ilmiah tidak hanya bekerja dengan akal budi saja, melainkan dengan seluruh eksistensinya dengan seluruh keberadaannya, dengan hatinya dan dengan panca inderanya. Sehingga manusia dalam mengambil keputusannya, membuat pilihannya terlebih dahulu mendapatkan pertimbangan dengan ajaran agama, nilai etika dan norma kesusilaan.
Konteks ilmu dengan ajaran agama dalam rangka meningkatkan ilmuwan itu sendiri sejajar dengan orang yang beriman pada derajat yang tinggi, sebagai pemegang amanat khalifah di muka bumi.


B.     TEKNOLOGI

Menurut Walter Buckingham yang dimaksud dengan teknologi adalah ilmu pengetahuan yang diterapkan ke dalam seni industri, oleh karenanya mencakup alat-alat yang memungkinkan terlaksananya efisiensi kerja menurut keragaman kemampuan. 
Atau menurut pengertian lain, teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada. Kalau ilmu dasar bertujuan untuk mengetahui lebih banyak dan memahami lebih mendalam tentang alam semesta dengan isinya, teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi manusia. Hubungan ilmu pengetahuan dengan teknologi sering diungkapkan sebagai berikut :
Ilmu tanpa teknologi adalah steril dan teknologi tanpa ilmu adalah statis (Ilmu tanpa teknologi tidak berkembang dan teknologi tanpa ilmu tidak berakar.
Yang dimaksud dengan teknologi tepat guna adalah suatu teknologi yang telah memenuhi tiga syarat utama yaitu :

a. Persyaratan Teknis, yang termasuk di dalamnya adalah :
-memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan impor.
ü   jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus diterima oleh pasar yang ada.
ü   menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasaran dan masih dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindari kerusakan atas mutu hasil.
ü   memperlihatkan tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya.


b. Persyaratan Sosial, meliputi :
ü  memanfaatkan keterampilan yang sudah ada
ü  menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang
ü  menekan seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya pengangguran.
ü  membatasi sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis.

c. Persyaratan Ekonomik, yaitu :
ü  membatasi sedikit mungkin kebutuhan modal
ü  mengarahkan pemakaian modal agar sesuai dengan rencana pengembangan lokal, regional dan nasional
ü  menjamin agar hasil dan keuntungan akan kembali kepada produsen
ü  dapat mengarahkan lebih banyak produsen ke arah cara penghitungan ekonomis yang sehat.

Teknologi, selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah pelaksanaan kegiatan dalam hidup, juga memiliki berbagai dampak negatif jika tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh masalah akibat perkembangan teknologi adalah kesempatan kerja yang semakin kurang sementara angkatan kerja makin bertambah, masalah penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang berlebihan dikhawatirkan akan merugikan generasi yang akan datang.


     C.    KEMISKINAN

Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang. Kemiskinan yang dimaksud adalah kemiskinan dalam bidang ekonomi. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian dan tempat berteduh. Atau dengan pendapat lain, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
Kemiskinan bukanlah suatu yang terwujud dengan sendiri terlepas dari aspek-aspek lainnya, tetapi kemiskinan itu terwujud sebagai hasil interaksi antara berbagai aspek yang ada dalam kehidupan manusia. Terutama aspek sosial dan aspek ekonomi. Aspek sosial adalah adanya ketidaksamaan sosial di antara sesama warga masyarakat yang bersangkutan, seperti perbedaan suku bangsa, ras, kelamin, usia yang bersumber dari corak sistem pelapisan yang ada dalam masyarakat. Sedangkan aspek ekonomi adalah adanya ketidaksamaan di antara sesama warga masyarakat dalam hak dan kewajiban yang berkenaan dengan pengalokasian sumber-sumber daya ekonomi.

Sementara itu klasifikasi atau penggolongan seseorang atau masyarakat dikatakan miskin ditetapkan dengan menggunakan tolak ukur utama, yaitu :
·         Tingkat pendapatan. Misalkan saja di Indonesia, tingkat pendapatan digunakan ukuran kerja waktu sebulan. Dengan adanya tolak ukur ini, maka jumlah dan siapa yang tergolong dalam orang miskin dapat diketahui. Atau dengan menggunakan batas minimal jumlah kalori yang dikonsumsi, yang diambil persamaannya dalam kg beras.
·         Kebutuhan relatif per keluarga. Dibuat berdasarkan atas kebutuhan minimal yang harus dipenuhi dalam sebuah keluarga agar dapat melangsungkan kehidupannya secara sederhana tetapi memadai sebagai warga masyarakat yang layak.

Jika dikaitkan dengan kemakmuran, maka ada dua persepsi masyarakat yang cukup berlawanan tentang hal ini. Persepsi pertama adalah yang berpikir rasional dan eksak. Bahwa kemakmuran seseorang diukur dengan jumlah serta nilai bahan-bahan dan barang-barang yang dimiliki atau dikuasai untuk memelihara dan menikmati hidupnya. Semakin banyak jumlah dan makin tinggi nilainya, maka akan makin tinggi taraf kemakmuran hidupnya. Sedangkan persepsi kedua adalah pandangan masyarakat umum, terutama pedesaan. Mereka beranggapan bahwa kemakmuran tidaklah berbeda dengan kebahagiaan. Seseorang akan merasa makmur bila sudah ada keserasian antara keinginan-keinginan dan keadaan materil atau sosial yang dimiliki atau dikuasainya. Karenanya mereka selalu berusaha untuk menyeimbangkan antara keinginan dan keadaan materinya. Jika keinginan mereka berlebih, sementara keadaan materil mereka tidak mencukupi maka mereka harus mengurangi keinginan yang ada. Begitu juga sebaliknya.
Kemiskinan menurut pendapat umum dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu :
Kemiskinan yang disebabkan aspek badaniah atau mental seseorang. Pada aspek badaniah, biasanya orang tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya yang sehat jasmani. Sedangkan aspek mental, biasanya mereka disifati oleh sifat malas bekerja dan berusaha secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.
Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam. Biasanya pihak pemerintah menempuh dua cara, yaitu memberi pertolongan sementara dengan bantuan secukupnya dan mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih layak.
Kemiskinan buatan atau kemiskinan struktural. Selain disebabkan oleh keadaan pasrah pada kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir Tuhan, juga karena struktur ekonomi, sosial dan politik.
Usaha memerangi kemiskinan dapat dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan yang memberikan pendapatan yang layak kepada orang-orang miskin. Karena dengan cara ini bukan hanya tingkat pendapatan yang dinaikkan, tetapi harga diri sebagai manusia dan sebagai warga masyarakat dapat dinaikkan seperti warga lainnya. Dengan lapangan kerja dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk bekerja dan merangsang berbagai kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi lainnya.

a)      Dampak Positif dari Pengembangan IPTEK.

Adapun dalam pemanfaatan dan penerapannya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berdampak negatif dan positif, maka dari itu kita harus mengetahui dampak apa saja yang akan timbul dari pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dampak positifnya, iptek dapat dimanfaatkan dan diteterapkan untuk kesejahteraan dan kemakmuran manusia.

b)      Dampak Negatif dari Pengembangan IPTEK.

Adapula dampak negatifnya, akan berpengaruh besar dalam kelangsungan hidup manusia itu sendiri, ujung dari dampak negatif penerapan teknologi adalah kemiskinan.
Dampak negatif tersebut akan berujung pada kemiskinan, apabila manusia tidak mampu mencari dan menemukan pemecahan permasalahan yang timbul. Berikut adalah dampak negatif dari perkembangan, pemanfaatan dan penerapan iptek dalam kehidupan manusia yang saling terkait dan berujung pada masalah kemiskinan:

1.    Kesenjangan Sosial.

Perkembangan industri dapat meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja. Akan tetapi, hal ini juga dapat memunculkan kesenjangan sosial si masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat pemilik modal yang kaya bahkan menjadi konglomerat., tetapi ada juga kelompok masyarakat yang tidak memiliki ketrampilan. Mereka tidak menguasai teknologi akan semakin tertinggal dan hidup miskin. Terjadilah jurang perbedaan yang begitu dalam antara si kaya dan si miskin. Hal ini dapat mendorong kecemburuan sosial dan kerawanan keamanan.

2.    Kerusakan Lingkungan Alam.

Akibat dari semakin meningkatnya jumlah penduduk dan penerapan iptek yamg kurang bijaksana telah menimbulkan kemerosotan kualitas lingkungan alam. Tidak hanya merosot, tetapi juga timbul kerusakan-kerusakan sistem lingkungan alam. Beberapa masalah lingkungan alam yang berkaitan dengan merosot dan rusaknya kualitas lingkungan alam tersebut akan berujung pada kemiskinan. Adapun berbagai masalah lingkungan hidup tersebut antara lain:

        a.  Kemerosotan kualitas dan kuantitas sumber daya alam

merosotnya kualitas dan kuantitas SDA yang berlebihan melampaui kemampuan, sehingga alam akan sulit dipulihkan. Perkembangan iptek dipacu untuk mengejar keuntungan dan kesejahteraan diri manusia itu sendiri. Hal ini telah mendorong berbagai praktek teknologi yang mengeksploitasi SDA secara kurang bertanggung jawab karena semata-mata untuk kemewahan. Akibatnya SDA kita menjadi menipis. Kualitas SDA yang mengalami kemunduran cukup parah adalah sumber daya air. Di berbagai wilayah, baik air tawar maupun air laut milai mengalami pencemaran karena tercampur dengan logam berat, bakteri dll. Sumber air tanah juga mulai tercemar oleh campuran air laut. Contohnya air di Jakarta sudah meresap sejauh 5-8 km dari pantai.

         b .Pencemaran pada berbagai SDA telah menurunkan fungsi dari sumber

daya alam seperti air, udara, tanah dan bahan makanan. Pencemaran ini di sebabkan oleh limbah, terutama dari kawasan industri. Pencemaran yang paling dikhawatirkan adalah penggunaan bahan kimia yang berbahaya seperti industri pestisida dan timbulnya limbsh B3 (bahan racun berbahaya) dari kawasan industri. Apabila keadaan ini terus-menerus berlangsung maka akan timbul permasalahan yang baru, yang dapat berakibat fatal pada lingkungan khususnya manusia. Bukan hanya kemiskinan yang ditimbulkan namun juga tingkat kematian yang akan semakin meningkat, akibat dari peurunan fungsi SDA.

         c. Meningkatnya lapisan gas CO2 dan kenaikan suhu bumi

Akibat adanya efek rumah kaca, menyebabkan lapisan gas CO2 menebal di atmosfer bumi. Gas ini berasal dari pengunaan energi minyak,batubara, dan gas. Panasnya gas yang menyelimuti bumi bisa berakibat meningkatnya suhu bumi atau perubahan iklim. Oleh karen aitu, bumi menjadi sangat panas, dan hal tersebut dapat menimbulkan kebakaran hutan di Indonesia, karena notabene Indonesia banyak terdapat hutan. Akibat dari kebakaran hutan tentu saja sangat berdampak pada lingkungan, pencemaran udara, serta semakin menipisnya SDA, khususnya hutan di Indonesia. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi, Indonesia yang dulunya merupakan negara yang kaya akan hutan dan hasil-hasil di dalamnya, maka lama-kelamaan akan menjadi negara miskin. Dan pastinya rakyatlah yang akan menanggung kemiskinan tersebut.

         d. Adanya hujan asam Industri

 khususnya pengeboran logam, pembangkit listrik batu bara dan penggunaan energi minyak, batu bara dan gas telah mengeluarkan berton-ton SO2, NO2 dan CO2. hal ini akan berakibat turun hujan asam . air hujan dengan kadar keasaman yang tinggi akan merusak hutan, berkaratnya benda-benda logam (jembatan, dan rel kerata api). Bahkan kerusakan pada bangunan dari beton dan marmer menjadi cepat rusak. Apabila hal ini terjadi tanpa ada tindak lanjut dari pemerintah atau pihak yang terkait, maka akan timbul berbagai masalah baru.akibat dari rusaknya jembatan misalnya akan memutus akses jalan dan jalur distribusi barang dan jasa ke masyarakat. Tentu saja masyarakat akan kekurangan berbagai bahan kebutuhan baik barang maupun jasa, hal ini akan merembet pada masalah kemiskinan.

         e.    Lubang lapisan ozon

 lapisan tipis ozon pada ketinggian 30 km di atas bumi makin menipis. Bahkan di beberapa tempat telah terjadi kerusakan /berlubang. Padahal lapisan ozon berfungsi menahan 99% dari radiasi sinar ultra violet yang berbahaya bagi kehidupan. Lapisan ozon ini rusak karena bahan kimia, gas penyemprot minyak wangi, dan mesin pendingin. Akibat rusaknya lapisan ozon dapat menimbulkan kanker kulit, kerusakan mata dan kerusakan tanaman budidaya. Seperti akibat yang lain dari kemajuan iptek, misalnya pada kerusakan tanaman budidaya, akibat dari hal ini maka pemilik darri tanaman tersebit akan merugi, mau tidak mau apabila tidak mempunyai solusinya akan menjadi miskin.

         f.    Adanya bencana banjir

bencana banjir terjadi karena ulah manusia yang tidak peduli dengan kelestarian lingkunagan. Hanya karena ingin mengejar keuntungan, manusia melakukan penebangan hutan tanpa terkendali. Demi kepentingan bisnis, daerah-daerah jalur hijau berubah menjadi berbagai bangunan. Akibat paling fatal dari bencana banjir adalah kemiskinan. Hal ini jelas karena banyak korban banjir yang dulunya mempunyai pekerjaan dan tempat tinggal untuk menghidupi anggota keluarga, menjadi rusak bahkan hanyut karena banjir.


3.
Khawatiran Manusia Terhadap Persenjataan Kimia Dan Nuklir.

Perkembangan iptek tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan persenjataan canggih, termasuk senjata kimia dan nuklir. Hal ini dapat membahayakan kehidupan manusia. Contoh nyata adalah perang Irak dengan AS, yang banyak menggunakan kecanggihan teknologi niklir. Akibatnya banyak jatuh korban, bukan hanya menjadi miskin tetapi tewas akibat perang yang terjadi.

4 Kriminalitas, Kenakalan Remaja.

Perkembangan dan penerapan iptek telah mendorong terjadinya globalisasi. Dengan berbagai media, setiap orang termasuk para remaja mudah terkena pengaruh nilai budayalain, termasuk tingkah laku kekerasan. Media massa dan terutama televisi disebut-sebut sebagai salah satu media yang besar pengaruhnya, khususnya bagi remaja dan manusia pada umumnya. Muncullah kenakalan remaja, antara lain karena adanya pengaruh dari luar melalui media massa termasuk film-film di televisi. Begitu juga dengan berbagai bentuk kriminalitas yang terjadi, juga akibat dari pengaruh media massa.

5.     Kriminalitas, Pengangguran dan Kemiskinan.

Akibat dari berkembangnya iptek dalam penerapannya di berbagai bidang, salah satunya bidang industri, adalah kriminalitas dan pengangguran, yang akan berujung pada masalah kemiskinan. Ketiga masalah tersebut sangat erat kaitannya dan saling berhubungan. Sebelum sektor industri memanfaatkan dan menerapkan teknologi, banyak tenaga manusia yang dibutuhkan. Tetapi setelah memanfaatkan dan menerapkan teknologi dalam kegiatan industri, maka industri lebuh banyak menggunakan mesin-mesin canggih daripada tenaga manusia. Maka terjadi PHK besar-besaran, akibatnya banyak pengangguran, dari banyaknya pengangguran akan timbul masalah kemiskinan. Dalam kehidupan sehari-hari manusia memerlukan pemenuhan kebutuhan baik barang dan jasa, karena tidak mempunyai pekerjaan lagi maka banyak orang mengambil jalan pintas untuk memenuhi kebutuhannya/ melakukan tindak kriminal ( merampok, mencopet,menjambret ,dll).



     *      ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KAITANNYA Dengan KEMISKINAN


Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi.

 Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Bila ditelaah, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Padahal manusia dalam pekerjaan ilmiahnya tidak hanya bekerja dengan akal budinya, melainkan dengan seluruh eksistensinya. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama. Ilmuwan selaku ahli teknologi harus bersikap mempunyai tanggung jawab sosial, yakni tanggung jawab terhadap masyarakat menyangkut asas moral mengenai penelitian etis terhadap obyek penelaahankeilmuan dan penggunaan pengetahuan ilmiah (teknologi) dengan segala akibat sosialnya.
Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar. Kesemuanya merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.


BAB III
PENUTUP


A. KESIMPULAN

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun dengan sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan dikontrol dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.
Teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada
Kemiskinan yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
Ada kaitan yang erat antara iptek dan kemiskinan yang dialami oleh masyarakat terutama pada negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.


B. SARAN DAN KRITIK

Bertitik tolak dari penulisan makalah ini, penulis merasa perlu memberikan beberapa saran sebagai berikut:
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari harus memperhatikan banyak hal sehingga dapat betul-betul bermanfaat bagi kehidupan manusia tanpa menimbulkan dampak yang begitu berbahaya.
Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan makalah ini sangatlah diharapkan.


Sabtu, 19 Mei 2012

Agama Dalam Masyarakat


BAB I
                                               PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Konflik  agama dalam masyarakat itu dipicu oleh banyak hal. Sehingga karena hal itu menyebabkan perpecahan antara warga masyarakat yang satu dengan warga masyarakat lainnya. Bisa disebabkan karena tidak ada komunikasi sebelumnya, tujuan yang berbeda,  perbedaan pendapat ,kurangnya pemahaman.disini peran dan fungsi agama sangat dibutuhkan.  Maka dari itu saya mengangkat tema agama dan masyarakat . untuk mengulas masalah konflik yang terjadi pada saat ini maka saya mengambil judul ‘ Agama  Dalam Masyarakat’         
1.2  Rumusan masalah
Berdasarkan judul makalah ini maka rumusan masalahnya adalah pengertian agama dan masyarakat, peran dan fungsi agama dalam masyarakat, penyebab konflik agama yang terjadi dalam masyarakat,   cara penyelesaian konflik agama yang terjadi dalam masyarakat.

1.3  Tujuan
Untuk mengetahui  pengertian agama dan masyarakat, peran dan fungsi agama dalam masyarakat,  penyebab konflik agama yang terjadi dalam masyarakat, cara penyelesaian konflik agama yang terjadi dalam masyarakat.
1.4  Manfaat dari penulisan ini adalah:
1.      Agar masyarakat mengetahui tentang  agama dalam masyarakat
2.      Agar masyarakat mengetahui tentang  pengertian agama dan masyarakat, peran dan fungsi agama dalam masyarakat. penyebab konflik agama yang terjadi dalam masyarakat,  cara penyelesaian konflik agama dalam masyarakat.









BAB II
ISI
2.1  Pengertian agama dan masyarakat
Masyarakat adalah suatu sistem sosial yang menghasilkan kebudayaan (Soerjono Soekanto, 1983). Sedangkan agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Sedangkan Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politikekonomi dan budaya. Di tahun 2000, kira-kira 86,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 5,7% Protestan, 3% Katolik, 1,8% Hindu, dan 3,4% kepercayaan lainnya. Peran dan fungsi agama.
a.       Peran Agama dalam Masyarakat
Agama berperan  mengatur tentang bagaimana membentuk masyarakat yang madani. Agama juga yang mampu menciptakan kerukunan dalam kultur masyarakat yang majemuk. Seperti yang kita semua ketahui bahwa tidaklah mudah untuk hidup dalam perbedaan. Setiap perbedaan, utamanya perbedaan pendapat yang ada di masyarakat dapat memicu timbulnya perselisihan. Di sinilah posisi agama memainkan perannya yang penting sebagai penegak hukum dan menjaga agar masyarakat saling menghormati dan tunduk pada hukum yang berlaku. Jika dalam masyarakat agama sudah tidak dianggap memegang peran yang penting, dapat dipastikan kehidupan sosial masyarakat tersebut akan mengalami dekadensi moral dan kekacauan yang nantinya bakal meluas ke lingkup yang lebih luas, yakni bangsa dan negara. Dan ini merupakan ciri dari akan hancurnya dunia! Yah, kiamat sudah dekat jika agama telah hilang dari sendi-sendi kehidupan. Agama memainkan perannya yang sentral dalam hal kultur maupun kehidupan sosial kemasyarakatannya melalui nilai-nilai luhur yang diajarkannya. Diantara sekian banyak nilai-nilai yang terdapat dalam agama tersebut, nilai luhur yang paling banyak dan paling relevan dengan sosial kemasyarakatan adalah nilai spiritual yang tetap menjaga agar masyarakat tetap konsisten dalam menjaga stabilitas lingkungan, serta nilai kemanusiaan yang mengajarkan manusia agar dapat saling mengerti satu sama lain, serta dapat saling bertenggang rasa. Saling memahami antar masyarakat merupakan langkah awal yang bagus untuk membentuk masyarakat yang madani. Peran agama semakin kuat ditandai dengan semakin kuatnya peran ilmu pengetahuan diramalkan akan mencabut peran agama dalam masyarakat. Namun ramalan itu ternyata tidak sepenuhnya tepat. Hingga kini kita masih melihat kecenderungan kuatnya peran agama dalam masyarakat. Dalam masyarakat modern di kota-kota besar Indonesia, misalnya, menggambarkan adanya kegairahan dalam beragama. Maraknya acara-acara keagamaan dan bermunculannya tokoh-tokoh pendakwah muda menunjukkan adanya permintaan yang sangat besar dari masyarakat kota terhadap otoritas agama. Dalam industri televisi juga dapat dilihat dari begitu tingginya rating acara-acara yang bernuansa agama. Dapat disimpulkan bahwa semakin modern sebuah masyarakat tidak serta merta menggeser peran agama dalam kehidupan mereka. Dalam hal-hal tertentu memang kita saksikan adanya pergeseran. Dahulu, hampir semua persoalan sosial yang dialami masyarakat biasanya akan dikonsultasikan kepada tokoh agama. Mereka menjadi konsultan dari persoalan publik hingga problem keluarga. Modernisasi kemudian menggeser peran itu. Persoalan sosial tersebut kini sudah terfragmentasi dalam lembaga-lembaga khusus sesuai dengan keahlian dari pengelola lembaga tersebut. Jadi, dalam batas-batas tertentu modernisasi atau perkembangan ilmu pengetahuan memang telah menggeser posisi agama. Namun itu tidak serta merta dapat dimaknai bahwa agama akan kehilangan fungsi dan menghilang dengan sendirinya.
b.       Fungsi Agama dalam Masyarakat

Dalam kehidupan bermasyarakat, agama memiliki fungsi yang vital, yakni sebagai salah satu sumber hukum atau dijadikan sebagai norma. Agama telah mengatur bagaimana gambaran kehidupan sosial yang ideal, yang sesuai dengan fitrah manusia. Agama juga telah meberikan contoh yang konkret mengenai kisah-kisah kehidupan sosio-kultural manusia pada masa silam, yang dapat dijadikan contoh yang sangat baik bagi kehidupan bermasyarakat di masa sekarang. Kita dapat mengambil hikmah dari dalamnya. Meskipun tidak ada relevansinya dengan kehidupan masyarakat zaman sekarang sekalipun, setidaknya itu dapat dijadikan pelajaran yang berharga, misalnya agar tidak terjadi tragedi yang sama di masa yang akan datang. Seperti yang kita semua ketahui, sekarang banyak terdengar suara-suara miring mengenai Islam. Banyak orang kafir yang memanfaatkan situasi ini untuk memojokkan umat Islam di seluruh dunia dengan cara menyebarkan kebohongan-kebohongan. Menghembuskan fitnah yang deras ke dalam tubuh masyarakat Islam, sehingga membuat umat Islam itu sendiri merasa tidak yakin dengan keimanannya sendiri.



2.2  Penyebab konflik agama dalam masyarakat
            A. Perbedaan Doktrin dan Sikap Mental
Semua pihak umat beragama yang sedang terlibat dalam bentrokan masing-masing menyadari bahwa justru perbedaan doktrin itulah yang menjadi penyebab dari benturan itu. Entah sadar atau tidak, setiap pihak mempunyai gambaran tentang ajaran agamanya, membandingkan dengan ajaran agama lawan, memberikan penilaian atas agama sendiri dan agama lawannya. Dalam skala penilaian yang dibuat (subyektif) nilai tertinggi selalu diberikan kepada agamanya sendiri dan agama sendiri selalu dijadikan kelompok patokan, sedangkan lawan dinilai menurut patokan itu. Agama Islam dan Kristen di Indonesia, merupakan agama samawi (revealed religion), yang meyakini terbentuk dari wahyu Ilahi Karena itu memiliki rasa superior, sebagai agama yang berasal dari Tuhan. Di beberapa tempat terjadinya kerusuhan kelompok masyarakat Islam dari aliran sunni atau santri. Bagi golongan sunni, memandang Islam dalam keterkaitan dengan keanggotaan dalam umat, dengan demikian Islam adalah juga hukum dan politik di samping agama. Islam sebagai hubungan pribadi lebih dalam artian pemberlakuan hukum dan oleh sebab itu hubungan pribadi itu tidak boleh mengurangi solidaritas umat, sebagai masyarakat terbaik di hadapan Allah. Dan mereka masih berpikir tentang pembentukan negara dan masyarakat Islam di Indonesia. Kelompok ini begitu agresif, kurang toleran dan terkadang fanatik dan malah menganut garis keras. Karena itu, faktor perbedaan doktrin dan sikap mental dan kelompok masyarakat Islam dan Kristen punya andil sebagai pemicu konflik.
B. Perbedaan Suku dan Ras Pemeluk Agama
Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan ras dan agama memperlebar jurang permusuhan antar bangsa. Perbedaan suku dan ras ditambah dengan perbedaan agama menjadi penyebab lebih kuat untuk menimbulkan perpecahan antar kelompok dalam masyarakat. Contoh di wilayah Indonesia, antara Suku Aceh dan Suku Batak di Sumatera Utara. Suku Aceh yang beragama Islam dan Suku Batak yang beragama Kristen; kedua suku itu hampir selalu hidup dalam ketegangan, bahkan dalam konflik fisik (sering terjadi), yang merugikan ketentraman dan keamanan. Di beberapa tempat yang terjadi kerusuhan seperti: Situbondo, Tasikmalaya, dan Rengasdengklok, massa yang mengamuk adalah penduduk setempat dari Suku Madura di Jawa Timur, dan Suku Sunda di Jawa Barat. Sedangkan yang menjadi korban keganasan massa adalah kelompok pendatang yang umumnya dari Suku non Jawa dan dari Suku Tionghoa. Jadi, nampaknya perbedaan suku dan ras disertai perbedaan agama ikut memicu terjadinya konflik.
C. Perbedaan Tingkat Kebudayaan
Agama sebagai bagian dari budaya bangsa manusia. Kenyataan membuktikan perbedaan budaya berbagai bangsa di dunia tidak sama. Secara sederhana dapat dibedakan dua kategori budaya dalam masyarakat, yakni budaya tradisional dan budaya modern. Tempat-tempat terjadinya konflik antar kelompok masyarakat agama Islam - Kristen beberapa waktu yang lalu, nampak perbedaan antara dua kelompok yang konflik itu. Kelompok masyarakat setempat memiliki budaya yang sederhana atau tradisional: sedangkan kaum pendatang memiliki budaya yang lebih maju atau modern. Karena itu bentuk rumah gereja lebih berwajah budaya Barat yang mewah. Perbedaan budaya dalam kelompok masyarakat yang berbeda agama di suatu tempat atau daerah ternyata sebagai faktor pendorong yang ikut mempengaruhi terciptanya konflik antar kelompok agama di Indonesia.
D. Masalah Mayoritas da Minoritas Golongan Agama
Fenomena konflik sosial mempunyai aneka penyebab. Tetapi dalam masyarakat agama pluralitas penyebab terdekat adalah masalah mayoritas dan minoritas golongan agama. Di berbagai tempat terjadinya konflik, massa yang mengamuk adalah beragama Islam sebagai kelompok mayoritas; sedangkan kelompok yang ditekan dan mengalami kerugian fisik dan mental adalah orang Kristen yang minoritas di Indonesia. Sehingga nampak kelompok Islam yang mayoritas merasa berkuasa atas daerah yang didiami lebih dari kelompok minoritas yakni orang Kristen. Karena itu, di beberapa tempat orang Kristen sebagai kelompok minoritas sering mengalami kerugian fisik, seperti: pengrusakan dan pembakaran gedung-gedung ibadat.
2.3 Cara menyelesaikan konflik agama dalam masyarakat
·         Diadakannya pertemuan antara kedua belah pihak yang sedang konflik
Sehingga adanya komunikasi.
·         Dilakukannya mediasi
·         Dilakukan lewat jalur pengadilan
·         Diadakannya musyawarah
·         Memberikan pemahaman agama yang lebih mendalam kepada masyarakat yang sedang berkonflik agar konflik tidak terjadi lagi.




BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Agama sangat dibutuhkan dalam masyarakat termasuk masalah konflik yang ada didalamnya. Walaupun ada sebagian konflik yang mengatasnamakan agama.tidak mudah memang menyelesaikan konflik dengan agama karena agama mereka yang berbeda- beda maka kita kembalikan lagi bahwa agama itu harus lebih dikutkan lagi pada diri mereka agar tidak terjadi kesalahpahaman ataupun perselisihan  yang mana menimbulkan suatu konflik dalam masyarakat tersebut.

Sabtu, 12 Mei 2012

Pengenalan NAPZA Dan Akibat Yang Ditimbulkannya


PENGENALAN NAPZA DAN AKIBAT YANG DITIMBULKANNYA
BAB1
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Di era globalisasi ini masalah NAPZA semakin meningkat. NAPZA yang dimaksud disini adalah narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif.  Banyak orang yang tidak menyadari  akan bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan NAPZA tersebut. Berdasarkan data di bagian ilmu kedokteran jiwa fk UGM lebih dari 18 provinsi dinyatakan rawan penyalahgunaan narkoba.jenis obat/ zat yang disalahgunakan semakin meningkat. Upaya penanggulangan pun sudah dilakukan.  Peningkatan penyalahgunaan NAPZA disertai pula dengan maraknya berbagai bentuk upaya terapi dan rehabilitasi baik medis maupun non medis yang standar mutu pelayanannya belum ditata sehingga masyarakat dapat dirugikan.
B.      Rumusan Masalah
1.      Jenis napza yang disalahgunakan
2.      Efek terhadap perilaku yang ditimbulkan napza
3.      Pengaruh yang ditimbulkan dari penggunaan napza
4.      Dampak sosial dari penggunaan napza
5.      Kebijakan penanggulangan penyalahgunaan napza

C.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui jenis napza yang disalahgunakan
2.      Untuk mengetahui efek terhadap perilaku yang ditimbulkan napza
3.      Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari penggunaan napza
4.      Untuk mengetahui dampak sosial dari penggunaan napza
5.      Untuk mengetahui kebijakan penanggulangan penyalahgunaan napza
BAB 11
PEMBAHASAN                                                                                                                              
A.      Jenis NAPZA Yang Disalahgunakan
1.      Narkotika
Merupakan zat/ obat yang berasal dari tanaman/ bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, menghilangkan nyeri & menyebabkan ketergantungan.
Jenis  Narkotika ada 3 yaitu:
1.      Narkotika yang berasal dari alam:
a.      Opium
Diperoleh dari buah tanaman papaver somniferum yang getahnya bila dikeringkan atau dimasak akan menjadi opium mentah, opium masak, opium obat, dan morfina.
b.      Koka
Diperoleh dari daun tumbuhan erythroxylon coca,dalam peredarannya mempunyai efek stimulan yang disebut kokain.
c.       Canabis
Diperoleh dari tanaman perdu cannabis sativa (ganja) yang mengandung tanaman aktif dan bersifat adiktif.
2.      Narkotika semi sintetik
Dibuat dari alkaloid opium diproses secara kimiawi menjadi bahan obat yang berkhasiat sebagai narkotik.
Contoh: heroin, codein, oxymorphon,dll.
3.      Narkotik sintetik
Dibuat dengan proses kimia dengan bahan baku kimia sehingga  memperoleh hasil baru yang mempunyai efek narkotik.
Contoh: petidine, nisentile,leritine,dll.
Berdasarkan UU RI No. 22 thn 1997 Narkotik digolongkan menjadi 3, yaitu:
a.      Narkotik Gol l:
1.      Tanaman papaver somniferrum
2.      Opium
3.      Tanaman koka, daun koka, kokain merah
4.      Heroin, morfin
5.      Ganja
b.      Narkotik Gol ll:
1.      Alfasetile metadol
2.      Benzetidin
3.      Betametadol
c.       Narkotik Gol lll:
1.      Asetidihirocodeina
2.      Dokstroproposifem
3.      Dihidrokodein
2.      Alkohol
Merupakan jenis minuman yang mengandung etil- alkohol.
Jenis minuman keras ini dibagi menjadi 3 golongan disesuaikan dengan kadar etil- alkoholnya, yaitu :
a)      Gol A : minuman keras yang berkadar ethanol 1% - 5%
         Contoh: Bir Bintang, Green Sand,dll.
b)      Gol B : minuman keras yang berkadar ethanol 15% - 20%
         Contoh: Anggur Malaga, dll.
c)      Gol C : minuman keras yang berkadar ethanol 20% - 50%
         Contoh: Brandy, wisky, jenever, dll.
3.         Psikotropika
menimbulkan kelainan tingkah laku disertai timbulnya halusinasi, ilusi, dan gangguan cara berfikir.Merupakan bahan/ zat yang menyebabkan ketergantungan, menurunkan aktifitas otak,
Macam/ jenis psikotropika dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:
1.      Depressant: bahan/ zat yang memiliki efek dan bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas sistem syaraf pusat ( SSP).
Contoh: sedatin, rohypnol, magadhon, valium, madrax.
2.      Stimulant: bahan / zat yang memiliki efek dan bekerja mengaktifkan kerja sistem syaraf pusat (SSP)
Contoh: amphetamine dan ecstacy
3.      Halusinogen:bahan atau zat yang memiliki efek dan bekerja menimbulkan perasaan halusinasi atau khayalan.
Contoh: lysergid acid diethylamide (LSD).
Berdasarkan UU No. 5 thn 1997 psikotropika digolongkan menjadi 4, yaitu:
a.      Psikotropika gol l:
1)      MDMA ( exstacy)
2)      N-etil MDA
3)      LCD
4)      DOB
b.      Psikotropika gol ll:
1)      Amphetamine
2)      Metamphtamine (sabu- sabu)
3)      Fenetilina
c.       Psikotropika gol lll:
1)      Amobarbital
2)      Buprenorfina
3)      Butalbital
d.      Psikotropika gol lV:
1)      Diazepam
2)      Nitrazepam
3)      Nordazepam

4.      Zat Adiktif
Merupakan zat atau bahan aktif bukan narkotika atau psikotropika,yang bekerja pada sistem syaraf pusat (SSP) dan dapat menimbulkan ketergantungan. Yang termasuk psilosbin, meskalin, dll.
  golongan ini adalah: psilosin,
B.      Efek Perilaku Yang Ditimbulkan NAPZA
Berdasarkan efek terhadap perilaku yang ditimbulkan NAPZA digolongkan menjadi 3 golongan ,yaitu:
1.      Gol Depresan (Downer)
Jenis NAPZA yang  berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh, membuat pemakainya merasa tenang, pendiam, bahkan membuat tertidur dan tidak sadarkan diri. Golongan ini termasuk: Opioida (morfin, heroin/ putaw, kodein), sedatif (penenang), hipnotik (obat tidur), dan tranquilezer (anti cemas),dll.
2.      Gol Stimulan (Upper) 
Jenis NAPZA yang dapat merangsang funsi tubuh dan dapat meningkatkan kegairahan kerja. Membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan bersemangat.Golongan ini termasuk: amfetamin (sabu dan ekstasi), kafein dan kokain.
3.      Gol Halusinogen
Jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan pikiran. Dan sering kali menciptakan daya pandang yang berbeda.Golongan ini termasuk kanabis (ganja), LSD, mescalin
C.      Pengaruh Yang Ditimbulkan Dari Penggunaan NAPZA
NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia terutama efek pada sistem syaraf pusat, yaitu:
Ø  Gangguan daya ingat, sehingga mudah lupa
Ø  Gangguan perhatian, sehingga sulit konsentrasi
Ø  Gangguan perasaan dan kemampuan otak untuk menerima, memilah, dan mengelola informasi, sehingga tidak dapat bertindak rasional
Ø  Gangguan persepsi sehinnga menimbulkan ilusi, dan halusinasi
Ø  Gangguan motivasi sehingga malas belajar dan bekerja
Ø  Gangguan kendali dini sehingga tidak mampu membedakan mana yang baik dan tidak
D.     Dampak Sosial Dari Penggunaan NAPZA
Dampak sosial ini dapat terjadi:
1.      Di lingkungan keluarga, antara lain:
·         Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga menjadi terganggu
·         Orang tua menjadi resah karena barang berharga didalam rumah sering hilang dijual untuk membeli NAPZA
·         Perilaku menyimpang/ asosial anak (berbohong, mencuri, menipu, tidak disiplin, hidup bebas)
·         Putus sekolah / menganggur
·         Orang tua menjadi putus asa karena keuangan meningkat untuk biaya pengobatan
2.      Di lingkungan sekolah, anata lain:
·         Merusak disiplin dan motivasi belajar
·         Meningkatnya tindakan kenakalan
·         Mempengaruhi peningkatan penyalahgunaan antar teman
3.      Di lingkungan masyarakat, antara lain:
·         Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar pengedar atau bandar sering menggunakan perantara remaja
·         Meningkatkan kejahatan di masarakat
·         Meningkatnya kecelakaan lalu lintas
·         Menurunya daya tahan sosial masyarakat
E.      Kebijakan Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA
§  Pendekatan Demand Reduction
§  Ditekankan pada upaya promotif dan preventif serta deteksi dini dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif
§  Meningkatkan kepedulian dan kesadaran terhadap bahaya penyalahgunaan NAPZA
§  Mengadakan penyuluhan, konseling, dan bimbingan masyarakat tentang NAPZA
§  Meningkatkan kerja sama lintas program,  lintas sektor, dan internasional serta kemitraan yang berkaitan dengan penanggulangan penyalahgunaan NAPZA
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
NAPZA merupakan bahan atau zat yang berbahaya apabila masuk dalam tubuh kita, terutama otak atau sistem syaraf pusat . Oleh karena itu mari kita semua meningkatkan kesadaran akan bahaya penggunaan NAPZA demi mencapai hidup sehat dan sejahtera serta untuk kelangsungan hidup kita. Dan melakukan kebijakan penanggulangan penyalahgunaan Napza dengan cara pendekatan demand reduction, upaya  promotif dan preventif,deteksi dini,mengadakan penyuluhan, dll. banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menghindari penggunaan NAPZA, salah satunya dengan pola hidup sehat dan lebih mendekatkan diri pada Tuhan YME.
BAB IV
B.      SARAN
1.      Diharapkan pada semua masyarakat untuk lebih menyadari akan bahaya penggunaan NAPZA dan lebih mementingkan kesehatannya.
2.      Diharapkan pada semua masyarakat untuk melakukan tindakan promotif dan preventif guna mengatasi masalah NAPZA